Pengguna
komputer generasi sekarang tentu tidak asing lagi dengan perangkat lunak
semacam Microsoft Office, Adobe Photoshop, 7-Zip, dan Mozilla Firefox. Contoh
perangkat lunak yang disebutkan tadi adalah perangkat lunak yang mampu terus
mengikuti derap langkah perubahan zaman. Terbukti telah belasan bahkan puluhan
tahun sejak versi pertama perangkat lunak tersebut diluncurkan, nama-nama
tersebut tetap mudah dijumpai pada komputer.
Bagai
dua sisi mata uang, di sisi lain cerita keberhasilan ada cerita kegagalan.
Beberapa perangkat lunak yang pada zamannya layak disebut raja karena
popularitasnya, kini namanya tak lagi terdengar, malahan sebagian di antaranya
memang sudah tak lagi diproduksi.
Berikut
ini beberapa perangkat lunak yang dulu sempat jadi raja, namun kini telah
tiada.
Dengan
harapan lebih sukses secara komersial, WordStar dikembangkan agar bisa berjalan
juga di atas sistem operasi DOS. Ini terjadi pada tahun 1982, dimulai dari
WordStar 3.0. Terbukti, WordStar naik daun dengan cepat dan menjadi pengolah
kata favorit.
Apa yang menyebabkan WordStar
disukai? Alasan yang dikemukakan adalah karena WordStar telah menggunakan
konsep WYSIWYG (what you see is what you get). Apa yang tampil pada “kertas” di layar WordStar, itu pula
yang akan didapatkan ketika nantinya dicetak. Meskipun sebenarnya klaim ini
bisa dipertanyakan mengingat beberapa karakter perintah masih tetap muncul di
layar, misalnya ^B yang akan mengapit teks yang hendak ditebalkan.
WordStar juga merupakan
aplikasi pengolah kata pertama yang dilengkapi dengan kemampuan mail merge. Mail
merge memungkinkan
penggunanya untuk mencetak undangan dalam jumlah banyak tanpa harus menyunting
nama dan alamat penerima secara manual.
Selain
karena fitur di atas, popularitas WordStar didukung pula oleh kemampuannya
“beradaptasi” pada berbagai sistem operasi. Kemampuan ini didapat berkat kode
program yang sengaja didesain untuk seminimal mungkin bergantung pada sistem
operasi yang digunakan.
Sayangnya,
WordStar mulai redup pada awal dasawarsa 1990-an. Bahkan sinyal menuju ke arah
itu telah mulai terlihat sejak akhir 1980-an.
Ada
banyak faktor yang menyebabkan WordStar tidak mampu mempertahankan tahtanya.
Mulai dari hal teknis sampai serangkaian nasib buruk. Dari sisi teknis,
portabilitas yang ditawarkan oleh WordStar ternyata kurang berjalan baik di
platform IBM PC. Hal ini menyebabkan penurunan performa dan sulitnya
menambahkan fitur baru ke WordStar. Padahal mulai pertengahan 1980-an, IBM PC
memegang kendali penjualan komputer personal. Secara otomatis, WordStar mulai
kehilangan momentum.
Sementara rangkaian nasib buruk
bermula akibat nepotisme. Pada tahun 1980, Rubenstein mendapatkan dana
investasi dari seorang investor yang diperkenalkan oleh saudara ipar kakaknya.
Belakangan, investor tersebut berlaku curang dengan mengubah saham Rubenstein
menjadi non-voting
stock. Jadi meski Rubenstein memegang saham, dia tidak memiliki suara
terhadap kebijakan perusahaan. Dan itu terjadi hanya dua bulan jelang go public.
Rubenstein
yang pernah menderita serangan jantung memilih mengalah daripada sakit
jantungnya kambuh. Walhasil, kendali perusahaan dipegang orang lain dan ide-ide
brilian yang pernah dicetuskan Rubenstein tidak dieksekusi.
Padahal saat itu sebenarnya
Rubenstein telah memiliki ide untuk mengintegrasikan WordStar dengan CalcStar
dan DataStar. Bila ide ini terealisasi, perangkat lunak terintegrasi tersebut
bakal menjadi perangkat lunak office suite pertama dan jalan cerita WordStar bisa jadi
berbeda.
Jika Microsoft Word dan
Microsoft Excel merupakan anggota dari Office Suite buatan Microsoft, Lotus
1-2-3 merupakan pasangan “tak resmi” dari WordStar. Meski diproduksi oleh dua
perusahaan berbeda, WordStar dan Lotus 1-2-3 hampir pasti dipaketkan menjadi
satu, misalnya saat pembelian komputer baru.
Bagi yang belum tahu, Lotus
1-2-3 adalah perangkat lunak spreadsheet seperti halnya Microsoft Excel atau
LibreOffice Calc. Lotus sendiri merupakan nama dari perusahaan yang memproduksi
Lotus 1-2-3. Angka 1-2-3 selain menunjukkan bahwa aplikasi tersebut merupakan
sebuah pengolah angka dalam rupa spreadsheet, dapat
juga digunakan sebagai database dan pembuat chart.
Lotus
1-2-3 merupakan respons dari platform IBM PC atas dirilisnya aplikasi VisiCalc
pada platform Apple II. Dengan fitur yang lebih banyak, Lotus 1-2-3 langsung
mengalahkan VisiCalc dari segi popularitas.
Lotus
sendiri pada akhirnya diakuisisi oleh IBM dan Lotus 1-2-3 menjadi anggota dari
paket aplikasi Lotus Suite bersama dengan dBase dan Word Perfect.
Menjadi raja pada era 1980-an
sampai awal 1990-an, Lotus 1-2-3 bersama dengan aplikasi spreadsheet lain
seperti Quattro Pro, rupanya terlena. Mereka terlambat menyadari bahwa telah
hadir konsep baru berkomputer melalui Windows 3.0, dengan segala tampilan
grafisnya.
Microsoft sendiri sebagai
pengembang Windows telah mempersiapkan diri dengan baik dengan meluncurkan juga
perangkat lunak pengolah kata dan spreadsheet, yaitu
Word dan Excel, yang berjalan di atas tampilan grafis.
Para pengembang spreadsheet saat
itu menganggap sebelah mata Microsoft Excel karena tampilan grafisnya dianggap
cukup memberatkan sistem. Namun ternyata dugaan mereka salah karena ternyata
Microsoft Excel kemudian melejit menjadi perangkat lunak spreadsheet yang
digemari dan pelan tapi pasti menggerogoti pangsa pasar Lotus 1-2-3.
Ketika
akhirnya menyadari kekeliruannya dan menyediakan juga versi Windows, Lotus
1-2-3 tetap tak mampu mengejar popularitas pesaingnya sampai akhirnya tutup
usia pada tahun 2013.
Microsoft
Encarta adalah sebuah ensiklopedia digital yang diwujudkan dalam bentuk
perangkat lunak multimedia interaktif. Perangkat lunak tersebut tersedia dalam
2 sampai 4 keping DVD.
Microsoft
Encarta berisi sekitar 62 ribu artikel, lengkap dengan foto, gambar ilustrasi,
musik dan video klip, konten interaktif, peta, dan lain-lain.
Minat
terhadap Microsoft Encarta mulai menurun sejak internet dapat diakses dengan
mudah, lebih-lebih setelah ada situs Wikipedia. Walaupun sebenarnya harus
diakui Microsoft Encarta memberikan informasi yang lebih berkualitas dan akurat
karena disusun oleh ahli di bidangnya, dibandingkan Wikipedia yang dapat
disunting oleh lebih banyak orang. Bagaimanapun, informasi yang bisa didapat
dengan lebih mudah dan murah tentu akan lebih disukai banyak orang daripada
informasi yang dijamin akurat namun relatif mahal.
Saat popularitasnya mulai
turun, Encarta berganti wujud dalam bentuk layanan web, tetapi tetap saja berbayar. Walhasil popularitasnya tetap tak
dapat terdongkrak lagi dan pengembangannya dihentikan pada sekitar tahun 2009.
sumber: www.pcplus.co.id
sumber: www.pcplus.co.id
Komentar
Posting Komentar